Bismillahirrahmanirrahim

Selamat Datang di Blog RosaliaLesmana....

Minggu, 29 Mei 2011

MEMPERCANTIK BULU MATA

Sempurnakan Riasan Dengan Bulu Mata Cantik

Kurang sempurna rasanya jika make up sudah eksis, tetapi bulu mata tidak menunjang. Banyak perempuan yang mengeluh karena bulu matanya kurang lebat, tidak lentik, atau sering rapuh.
Bagi sebagian perempuan, memiliki bulu mata lentik merupakan mahkota tambahan tersendiri yang bisa meningkatkan kepercayaan diri kaum hawa.
Tidak perlu berkecil hati. Ada beberapa pilihan. Anda bisa menggunakan bulu mata palsu, maskara, keriting bulu mata, ataupun merawatnya sendiri dengan cara tradisional. Ada beberapa tips, agar mata sebagai jendela hati bisa bertambah indah.
1. Alternatif tradisional
Seperti, menggunakan lendir tanaman lidah buaya, oleskan pada ujung tangaki daun siri. Lakukan rutin selama dua minggu. Untuk sementara, hindari penggunaan bulu mata palsu.
2. Bulu mata palsu
Ikuti langkah penggunannya dengan benar. Sesuaikan ukuran bulu mata palsu dengan kelopak mata anda. Gunakan riasan dengan eye shadow, tambahkan perekat tempel dengan baik, dan sempurnakan kembali riasan anda.
3. Gunakan Maskara
Maskara, selain melentikan, juga membuat bulu mata tampak lebih lebat. Hati-hati dalam memilih maskara, karena bisa merontokan, iritasi, dan merusak bulu mata anda.
4. Keriting bulu mata
Dengan melakukan metode keriting bulu mata, tidak hanya membuat bulu mata anda terlihat lentik, namun bisa juga melebatkan dan memperpanjang bulu mata anda.
Caranya yaitu dengan memberikan vitamin pada saat proses pengeritingan yang menggunakan roll khusus. Dan untuk menyempurnakan pengeritingan tersebut diberi pula nuetralizer.
Hal ini berguna untuk kesehatan bulu mata, supaya tidak rontok setelah proses pengeritingan. Dalam melakukan metode ini setelah bulu mata anda lentik maka dapat bertahan selama 3 bulan. Anda tinggal pilih, cara mana yang dirasa paling pas, untuk menyempurnakan riasan anda.

KANDUNGAN BUAH DUREN

Kandungan Gizi Durian (duren, Durio)




Durian adalah nama tumbuhan tropis yang berasal dari Asia Tenggara, sekaligus nama buahnya yang bisa dimakan. Nama ini diambil dari ciri khas kulit buahnya yang keras dan berlekuk-lekuk tajam sehingga menyerupai duri. Sebutan populernya adalah "raja dari segala buah" (King of Fruit), dan durian adalah buah yang kontroversial. Meskipun banyak yang menyukainya, sebagian yang lain muak dengan aromanya.

Sesungguhnya, tumbuhan dengan nama durian bukanlah spesies tunggal tetapi sekelompok tumbuhan dari marga Durio. Namun demikian, yang dimaksud dengan durian (tanpa imbuhan apa-apa) biasanya adalah Durio zibethinus. Jenis-jenis durian lain yang dapat dimakan dan kadangkala ditemukan di pasar tempatan di Asia Tenggara di antaranya adalah lai (D. kutejensis), kerantungan (D. oxleyanus), durian kura-kura atau kekura (D. graveolens), serta lahung (D. dulcis). Untuk selanjutnya, uraian di bawah ini mengacu kepada D. zibethinus.
Terdapat banyak nama lokal. Nama terbanyak ditemukan di Kalimantan, yang mengacu pada berbagai varietas dan spesies yang berbeda. Durian di Jawa dikenal sebagai duren (bahasa Jawa, bahasa Betawi) dan kadu (bahasa Sunda). Di Sumatera dikenal sebagai durian dan durenduriang, sementara orang Toraja duliang. Di Pulau Seram bagian timur disebut rulen (bahasa Gayo). Di Sulawesi, orang Manado menyebutnya
Pusat keanekaragaman durian adalah Pulau Kalimantan. Daerah-daerah sekitarnya juga memilki beberapa plasma nutfah durian, seperti Mindanao, Sumatera, dan Semenanjung Malaya meskipun tidak semelimpah Kalimlantan. Meskipun demikian, pengekspor utama durian adalah Thailand, yang mampu mengembangkan kultivar dengan mutu tinggi dan sistem budidaya yang baik. Tempat lain yang membudidayakan durian dengan orientasi ekspor adalah Mindanao di Filipina, Queensland di Australia, Kamboja, Laos, Vietnam, India, dan Sri Lanka.
Di Filipina, pusat penghasil durian adalah di daerah Davao di Pulau Mindanao. Festival Kadayawan merupakan perayaan tahunan untuk durian di Davao City.
Durian sangat beraneka ragam. Sebagaimana disebut di muka, beberapa spesies selain durian benar (D. zibethinus) juga dianggap sebagai durian. Di Indonesia tercatat ada 20 spesies anggota Durio (dari hampir 30-an jenis), sembilan di antaranya dapat dimakan. Durian yang benar pun memiliki banyak variasi. Lembaga penelitian di Indonesia, Malaysia, dan Thailand telah merilis berbagai kultivar durian unggul. Selain itu terdapat pula ras-ras lokal yang dikenal baik namun belum mengalami tahap seleksi untuk meningkatkan kualitasnya.
Beberapa ras lokal belum diseleksi, sehingga masih bervariasi dan keunggulannya belum terjamin. Biasanya dinamakan sesuai lokasi geografi. Beberapa di antaranya adalah
  • Durian parung
  • Durian lampung
  • Durian jepara
  • Durian palembang
  • Durian padang
Durian terutama dipelihara orang untuk buahnya, yang umumnya dimakan (arilus atau salut bijinya) dalam keadaan segar. Salut biji ini umumnya manis dan sangat bergizi karena mengandung banyak karbohidrat, lemak, protein, dan mineral.
Pada musim raya durian, buah ini dapat dihasilkan dengan berlimpah, terutama di sentra-sentra produksinya di daerah. Secara tradisional, daging buah yang berlebih-lebihan ini biasa diawetkan dengan memasaknya bersama gula menjadi dodol durian (biasa disebut lempok), atau memfermentasikannya menjadi tempoyak. Selanjutnya, tempoyak yang rasanya masam ini biasa menjadi bahan masakan seperti sambal tempoyak, atau untuk campuran memasak ikan.
Durian pun kerap diolah menjadi campuran bahan kue-kue tradisional, seperti gelamai atau jenang. Terkadang, durian dicampurkan dalam hidangan nasi pulut (ketan) bersama dengan santan. Dalam dunia masa kini, durian (atau aromanya) biasa dicampurkan dalam permen, es krim, susu, dan berbagai jenis minuman penyegar lainnya.
Bijinya bisa dimakan sebagai camilan setelah direbus atau dibakar, atau dicampurkan dalam kolak durian. Biji durian yang mentah beracun dan tak dapat dimakan karena mengandung asam lemak siklopropena (cyclopropene). Biji durian mengandung sekitar 27% amilosa. Kuncup daun (pucuk), mahkota bunga, dan buah yang muda dapat dimasak sebagai sayuran.
Beberapa bagian tumbuhan kadang-kadang dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional. Akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam. Daunnya, dicampur dengan jeringau (Acorus calamus), digunakan untuk menyembuhkan cantengan (infeksi pada kuku). Kulit buahnya untuk mengobati ruam pada kulit (sakit kurap) dan susah buang air besar (sembelit). Kulit buah ini pun biasa dibakar dan abunya digunakan dalam ramuan untuk melancarkan haid dan menggugurkan kandungan. Abu dan air rendaman abu ini juga digunakan sebagai campuran pewarna tradisional.
Beberapa masyarakat di Jawa menggunakan kulit durian yang telah dimakan sebagai pengusir (repellent) nyamuk dengan meletakkannya di sudut ruangan.
Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah.
Kayu gubalnya berwarna putih dan terasnya kemerah-merahan. Ringan, namun tidak begitu awet dan mudah diserang rayap. Biasa digunakan sebagai perabot rumah, peti-peti pengemas, dan bahan konstruksi ringan di bawah atap, asalkan tidak bersentuhan dengan tanah

Kandungan Gizi Durian (duren, Durio)
Setiap 100 g salut biji mengandung 67 g air, 28,3 g karbohidrat, 2,5 g lemak, 2,5 g protein, 1,4 g serat; serta memiliki nilai energi sebesar 520 kJ. Durian juga banyak mengandung vitamin B1, vitamin B2, dan vitamin C; serta kalium, kalsium dan fosfor.
Durian tidak dianjurkan untuk penderita hipertensi bukan karena kandungan kolesterol yg tinggi (karena lemaknya merupakan lemak tak jenuh sehingga aman dari resiko hipertensi)
tetapi yang berpengaruh pada penderita hipertensi adalah kandungan alkohol pada durian.

KANDUNGAN STRAUBERY

Kandungan Gizi Strawberry - Stroberi

Strawberry Strawberry Strawberry Strawberry Strawberry Strawberry Strawberry Strawberry...
buah yang jadi lambang kenikmatan 

Stroberi atau tepatnya stroberi kebun (juga dikenal dengan nama arbei, dari bahasa Belanda aardbei) adalah sebuah varietas stroberi yang paling banyak dikenal di dunia. Seperti spesies lain dalam genus Fragaria (stroberi), buah ini berada dalam keluarga Rosaceae. Secara umum buah ini bukanlah buah, melainkan buah palsu, artinya daging buahnya tidak berasal dari ovari tanaman (achenium) tapi dari bagian bawah hypanthium yang berbentuk mangkok tempat ovari tanaman itu berada.
Buah stroberi yang sudah masak
Buah stroberi berwarna hijau keputihan ketika sedang berkembang, dan pada kebanyakan spesies berubah menjadi merah ketika masak. Namanya berasal dari bahasa Inggris kuno streawberige yang merupakan gabungan dari streaw atau "straw" dan berige atau "berry". Alasan pemberian nama ini masih tidak jelas. Beberapa spesies Lepidoptera mengambil sumber makanannya dari tumbuhan stroberi, menjadikan spesies ini hama utama tanaman stroberi.

Satu cangkir (144 g) stroberi mengandung sekitar 45 kalori (188 kJ) dan merupakan sumber vitamin C dan flavonoid yang baik
Selain dikonsumsi segar, stroberi dapat dibekukan, serta kering dan digunakan dalam hal-hal seperti sereal batangan. Stroberi adalah tambahan populer untuk produk susu, seperti es krim rasa stroberi, milkshake, smoothies, dan yogurt.  Stroberi dan Cream adalah sebuah makanan populer, terkenal dikonsumsi di Wimbledon. Strawberry pie juga populer. Stroberi bisa dicelupkan ke dalam fondue cokelat cair sebagai cara sehat untuk menikmati cokelat.

Pigmen Strawberry ekstrak dapat digunakan sebagai asam alami / base indikator karena warna yang berbeda dari asam konjugat dan basa konjugasi dari pigmen.

Kandungan Gizi Strawberry - Stroberi
Satu cangkir (144 g) stroberi mengandung sekitar 45 kalori (188 kJ) dan merupakan sumber yang sangat baik dari vitamin C dan flavonoid.
Kategori  1 Unit  cangkir (144 g)
Air 132 g
Energi 43 kkal
Energi 181 Kj
Dalam gram
Protein 0,88
Total lipid (lemak) 0,53
Karbohidrat, dengan perbedaan 10.1
Serat, diet total 3,3
Ash 0,62
Dalam miligram
Mineral Kalsium 20 mg
Besi 0,55
14 Magnesium
27 Fosfor
Kalium 240
Natrium 1,44
Seng 0,19
Tembaga 0,07
Mangan 0,42
Dalam mikrogram
Selenium 1,01

Vitamin Vitamin C, asam askorbat 82 mg
Thiamin 0,03 mg              
Riboflavin 0,1 mg
Niacin 0,33 mg
Asam pantotenat 0,49 mg
Vitamin B-6 0,09 mg
Folat 25 mg
Vitamin B-12 mg 0
Vitamin A, 39 IU

Dalam gram
Lipid asam lemak, 0,03 g jenuh
16:0 à0.02
18:0 à0.006
Asam lemak, monounsaturated 0,075
16:1 à0.001
18:1 à0.073
Asam lemak, polyunsaturated 0,27
18:2 0.16
18:3 0.11
Dalam miligram
Kolesterol  0
Pitosterol  17

Asam amino  (dalam gram)
Tryptophan 0,01 g
Treonin 0,027
Isoleusin 0,02
Leusin 0,045
Lisin 0.036
Metionin 0,001
Sistin 0,007
Fenilalanin 0,026
Tirosin 0,030
Valin 0,026
Arginin 0,037
Histidin 0,017
Alanine 0,045
Asam aspartat 0,20
Asam glutamat 0,13
Glycine 0,035
Prolin 0,027
Serin 0,033

BUAH PEAR

Kandungan Gizi Buah Pir - Pear


Pir atau Pear adalah sebutan untuk pohon dari genus Pyrus dan buah yang dihasilkan. Beberapa spesies pohon pir menghasilkan buah yang enak dimakan karena mengandung banyak air, masir dan manis. Pear adalah nama dalam bahasa Inggris.

Pir adalah pohon yang berasal dari daerah beriklim sedang di Eropa Barat, Asia dan Afrika Utara. Pohon berketinggian sedang, bisa mencapai 10-17 meter tapi sebagian spesies merupakan pohon yang pendek yang memiliki daun yang rimbun.

Daun berselang-seling, berbentuk lonjong yang lebar tapi bisa juga berbentuk membujur panjang (lanceolate) yang langsing. Panjang antara 2 sampai 12 cm. Pada sebagian spesies, daun berwarna hijau mengkilat atau sedikit berbulu berwarna keperakan. Sebagian besar pohon merontokkan daunnya di musim dingin (deciduous) dengan perkecualian dua spesies Pir di Asia Tenggara selalu berdaun hijau sepanjang tahun (evergreen).

Pohon sangat tahan cuaca membeku di musim dingin hingga −25 °C and −40 °C kecuali spesies yang selalu berdaun hijau hanya tahan dingin sampai −15 °C.

Bunga mekar di sekitar bulan April, berwarna putih dengan sedikit aksen warna kuning atau merah jambu. Bunga terdiri dari 5 daun mahkota. Diameter bunga antara 2 sampai 4 cm. Buah bertipe buah pome dengan diameter 1-4 cm pada spesies liar, sedangkan pohon hasil budidaya menghasilkan buah pir berukuran besar dengan ukuran sampai 18 × 8 cm. Bentuk buah beraneka ragam, sebagian besar spesies menghasilkan buah berbentuk bulat. Sebagian spesies seperti Pir Eropa menghasilkan buah yang bentuknya membesar di bagian bawah dan langsing di bagian pangkal buah. Buah siap panen di awal musim gugur.

Pohon pir merupakan tumbuhan sumber makanan bagi larva beberapa spesies Lepidoptera.

Beberapa spesies buah pir dan kultivarnya merupakan komoditas pertanian andalan, misalnya:

    * Pir Eropa (Pyrus communis) yang umum ditanam di Eropa and Amerika Utara
    * Pir Ya (Pyrus bretschneideri) yang dikenal sebagai Pir Shandong atau Pir Hebei
    * Pir Nashi (Pyrus pyrifolia) yang umum ditanam di Asia Timur dan dikenal dengan berbagai nama: Sand Pear, Pir Asia, Pir Apel, Pir Jepang, Pir Korea atau Pir Taiwan.

Indonesia merupakan salah satu negara pengimpor terbesar buah pir Xiang Li (Pyrus sinkiangensis) dari provinsi Xinjiang, Tiongkok.

Beberapa spesies digunakan sebagai tanaman hias atau sebagai batang bawah (rootstock) bagi spesies Pir Eropa dan Pir Asia. Pir Siberia (Pyrus ussuriensis) yang buahnya tidak enak dimakan disilangkan dengan Pir Eropa untuk menghasilkan kultivar yang tahan hama.

Pir Callery (Pyrus calleryana) atau Pir Bradford banyak ditanam sebagai tanaman hias di Amerika Utara. Pyrus salicifolia yang memiliki daun pohon yang rimbun dan berwarna keperakan juga banyak ditanam sebagai tanaman hias.

Buah pir bisa dimakan segar, diproses sebagai buah dalam kaleng, sari buah dan kadang-kadang sebagai buah kering. Jus pir merupakan bahan dasar jelly atau selai walaupun sering dicampur dengan sari buah-buahan lain. Jus pir hasil fermentasi disebut perry.

Buah pir yang belum matang jika dimakan konon bisa memudahkan buang air besar (mempunyai efek laksatif), sedangkan buah pir matang mempunyai efek diuretik dan ada kemungkinan membuat orang mengantuk. Buah pir mengandung sorbitol sehingga bila dimakan terlalu banyak bisa menimbulkan rasa kembung pada perut dan menyebabkan buang angin.

Kayu pohon pir sangat bagus untuk dibuat bahan ukiran, mebel dan alat musik tiup berkualitas nomor satu. Kepingan kecil dari kayu pohon pir baik digunakan untuk memasak dengan teknik pengasapan karena mengeluarkan aroma yang harum. Parutan buah pir juga bisa digunakan sebagai pengempuk daging sebelum dimasak.

Kandungan Gizi Buah Pir - Pear, mentah Nilai gizi per 100 g (3.5 oz)
Energi 242 kJ (58 kcal)
Karbohidrat 15,46 g
Gula 9,80 g
Diet serat 3.1 g
Lemak 0 g
Protein 0,38 g
Thiamine (Vit. B1) 0,012 mg (1%)
Riboflavin (Vit. B2) 0,025 mg (2%)
Niacin (Vit. B3) 0,157 mg (1%)
Asam pantotenat (B5) 0,048 mg (1%)
Vitamin B6 0,028 mg (2%)
Folat (B9 Vit.) 7 mg (2%)
Vitamin C 4.2 mg (7%)
Kalsium 9 mg (1%)
Besi 0,17 mg (1%)
Magnesium 7 mg (2%)
Fosfor 11 mg (2%)
Kalium 119 mg (3%)
Seng 0,10 mg (1%)
Sumber: USDA Nutrient database

Memilih Buah pir
Saat akan memilih buah pir, pilihlah yang tidak memar (biru karena terantuk), terpotong, sudah berwarna kecoklatan, atau pun yang terlihat masih muda. Pir yang sudah cukup matang akan terasa lembut ketika ditekan dengan jari. Jika Anda membeli buah pir dan baru akan mengonsumsinya beberapa hari setelah dibeli, pilihlah yang masih keras. Begitu pun jika Anda akan menggunakannya untuk dibuat bahan kue panggang. Buah pir yang sudah matang harus dikonsumsi dalam waktu sehari atau dua hari.

BLACK BERRY

Blackberry : Nilai Gizi Nutrisi dalam buah blackberry liar



Blackberry ini adalah buah hasil dari salah satu dari beberapa spesies dalam genus Rubus dari keluarga Rosaceae.

Budidaya terjadi di negara bagian Oregon yang terletak di Amerika Serikat. Tercatat pada tahun 1995 dan 2006: 6.180 hektar (25 km2) menjadi 6.900 hektar (28 km2) blackberry, memproduksi 42,6-41.500.000 pound, membuat Oregon produsen blackberry terkemuka di dunia.

Blackberry merupakan buah lunak, populer untuk digunakan dalam makanan pencuci mulut, selai, jeli tanpa biji dan kadang-kadang dijadikan "wine". Blackberry juga sering dicampur dengan apel untuk kue.

Karena ada bukti forensik dari Zaman Besi Perempuan Haraldskær mengkonsumsi blackberry 2500 tahun yang lalu, maka wajar untuk menyimpulkan bahwa blackberry telah dimakan oleh manusia selama ribuan tahun.

Ekstrak tanaman ini kaya akan anthrocyanin, flavonoid, dan senyawa fenol. Blackberry juga mempunyai kemampuan menyerap radikal oksigen (ORAC) melawan radikal perosokil, superoksida, hidrogen peroksida, radikal hidroksil, dan singlet oksigen.

Blackberry yang terkenal karena kandungan gizi yang tinggi serat, vitamin C, vitamin K, asam folat - vitamin B, dan mineral esensial, mangan.

Nilai Gizi Nutrisi dalam blackberry liar per 100 gram Nutrisi dalam blackberry liar - % Nilai Harian
Energi 43 kkal
Fiber, total diet 5,3 g - 21%
Gula, total 4,9 g
Kalsium, Ca 29 mg  - 3%
Magnesium, Mg 20 mg  - 5%
Mangan, Mn 0,6 mg  - 32%
Tembaga, Cu 0,2 mg  - 8%
Kalium, K 162 mg  - 5%
Sodium, Na 1 mg  - 0%
Vitamin C, asam askorbat 21 mg total  - 35%
Vitamin A, IU 214 IU  - 4%
Vitamin K, mg 20 mg  - 25%
Asam folat, mg 36 mg  - 9%
Carotene, beta 128 mg  - ne
Lutein + zeaxanthin 118 mg  - ne

ne: Harian Nilai tidak ditetapkan

Selasa, 17 Mei 2011

JemBtN MERAH DAN POHON JODOH

Jembatan Cinta di Kebun Raya Bogor (Ist)
Jembatan Cinta di Kebun Raya Bogor (Ist)


BOGOR - Di setiap tempat atau daerah pasti mempunyai kepercayaan atau mitos–mitos yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat. Mitos ini biasanya dikait–kaitkan dengan kejadian masa lampau.

Padahal, tidak ada yang bisa memastikan kebenaran dari mitos yang berkembang dan dipercaya secara turun-menurun itu. Di era yang sudah modern ini, ternyata masih ada sekelompok masyarakat khususnya di Kota Bogor yang masih mempercayai mitos–mitos tersebut. Ada beberapa mitos atau kepercayaan yang berhubungan dengan ikon Kota Bogor ini, tak lain Kebun Raya Bogor.

Di kebun ini, tak hanya menyimpang aneka ragam botani, namun memendam cerita
bernuansa magis.  Mitos yang berkembang di sini berhubungan dengan urusan percintaan. Menarik memang, mungkin karena banyak dari pengunjung Kebun Raya Bogor ini adalah pasangan muda– mudi. Oleh karena itu, masyarakat juga sering menyebut Kebun Raya Bogor ini dengan Kebun Jodoh.

Ada beberapa tempat di Kebun Raya Bogor yang menurut warga Bogor terkait erat dengan satu mitos. Boleh percaya atau tidak. Apakah benar atau kebetulan saja, sulit untuk memastikan mana yang benar. Namanya juga mitos. Adalah Jembatan Cinta, sebuah jembatan gantung berwarna merah. Karena warnanya itu, sebagian orang menyebutnya Jembatan Merah. Di jembatan ini juga sering dipakai untuk shooting acara televisi.

Mitos yang berkembang di situ adalah bila sepasang kekasih berjalan menyeberangi Jembatan Merah, maka dipercaya tidak lama kemudian hubungan percintaannya berakhir. Namun sebaliknya, bila berjalan di Jembatan Cinta bukan bersama kekasih melainkan hanya teman, jika berpacaran dipercaya akan langgeng dan bahkan bisa sampai ke jenjang pernikahan.

Tempat kedua yang masih berhubungan dengan mitos percintaan ialah Pohon Jodoh. Tempatnya pun tidak jauh dari Jembatan Merah. Pohon Jodoh sebenarnya hanya dua pohon besar yang kebetulan berdampingan. Di bawah kedua pohon tersebut terdapat bangku taman. Pohon yang berada di sebelah kiri adalah Meranti yang mempunyai kulit kasar dan berwarna gelap. Sedangkan pohon yang satu lagi adalah beringin dengan kulit licin berwarna coklat.

Melihat perbedaan warna kulit ini katanya menggambarkan sepasang pengantin, sehingga banyak orang yang menyebutnya sebagai Pohon Jodoh. Konon, bila kita duduk di bawah Pohon Jodoh itu bersama pasangan, maka hubungan kasih akan langgeng.

Menurut beberapa orang, mitos tersebut berasal dari pengunjung itu sendiri yang sengaja membuat cerita seperti sedemikian rupa. Memang ada beberapa orang yang memercayai mitos tersebut. Misalnya, dari pengalamannya saat berjalan–jalan dengan kekasihnya dan tidak berapa lama kemudian mereka putus pacaran.

Ada juga yang mendapatkan jodoh di Kebun Raya dan terus berlanjut hingga ke jenjang pernikahan. Itu semua kembali kepada pribadi masing–masing. Mitos percintaan di Kebun
Raya Bogor ini sudah tersebar di wilayah Kota Bogor, bahkan hingga keluar kota.

"Mitos di Kebun Raya Bogor ini tidak diketahui pasti kapan adanya. Kemungkinan dari omongan pengunjung itu sendiri yang cerita dari mulut ke mulut sehingga nyebar," jelas
staf pemandu Kebun Raya Bogor, Iteng Gayana.

Menurut dia, pengunjung secara tidak langsung membuat mitos tersebut dari engalamannya, ketika berada di Kebun Raya Bogor. "Ya, awalnya mungkin semacam cerita untuk sekadar kenang-kenangan. Tapi lama-lama banyak orang percaya atau setengah percaya, karena kebetulan mengalami hal yang sama," beber Iteng.

Di Bogor juga ada satu jembatan yang memiliki nilai historis dan menjadi saksi pejuangan bangsa Indonesia massa lalu. Jembatan ini berada di pertigaan Jalan Kapten Muslihat, Jalan Veteran, dan Jalan Merdeka. Namanya Jembatan Merah, sama dengan nama jembatan bersejarah lainnya yang membentang di Kota Surabaya.

Sejarah Jembatan Merah diawali tahun 1881, ketika seorang arsitek Belanda, Mr Motmann, bersama amtenar pribumi bernama Saripin membangun jembatan yang melintasi Sungai Cipakancilan. Setelah rampung, jembatan lengkap dengan lampu-lampu gas tersebut dilumuri cat warna merah bata, dari sinilah sebutan Jembatan Merah diambil. Kemudian, pada 1945 saat perjuangan kemerdekaan bergolak, jembatan ini dipenuhi dengan mayat-mayat pejuang.

Selanjutnya, pada 1966 pahlawan asal Surabaya, Bung Tomo, melintasi Jembatan Merah dan melambaikan tangan ke penduduk setempat. Saat ini, kawasan jembatan bersejarah ini menjadi perlintasan padat setelah dibangun Plaza Jembatan Merah di sisi Jalan Veteran.




Bogor - Setiap tempat atau daerah pasti memiliki kepercayaan atau mitos yang melekat dalam kehidupan masyarakatnya. Mitos ini biasanya dikaitkan dengan kejadian masa lampau. Padahal, tidak ada yang bisa memastikan kebenaran dari mitos yang berkembang dan dipercaya secara turun-menurun itu.
Di era yang sudah modern ini, ternyata masih ada loh sekelompok masyarakat, khususnya di Kota Bogor yang masih mempercayai mitos yang ada. Beberapa di antaranya yang paling sering terdengar adalah yang berhubungan dengan ikon Kota Bogor, yaitu Kebun Raya Bogor.
Dari dulu, aura magis dan kisah-kisah mengenai Kebun Raya Bogor sudah bermunculan dan tersebar melalui mulut ke mulut. Mitos yang berkembang dan paling sering dibicarakan adalah yang berhubungan dengan urusan percintaan. Menarik memang, mungkin karena banyak pasangan muda-mudi yang sering berkunjung ke tempat ini. Maka dari itu, Kebun Raya Bogor pun mulai terkenal dengan sebutan “Kebun Jodoh”.
Ada beberapa tempat di Kebun Raya Bogor yang menurut masyarakat terkait erat dengan sebuah mitos. Boleh percaya atau tidak. Bisa benar atau memang kebetulan saja, sulit untuk memastikannya.
Faktanya memang ada sepasang pohon di Kebun Raya Bogor yang disebut-sebut sebagai Pohon Jodoh. Pohon yang lokasinya tidak jauh dari jembatan gantung berwarna merah itu sebenarnya hanya dua pohon besar yang kebetulan berdiri berdampingan dan di bawah kedua pohon tersebut terdapat sebuah bangku taman.
Uniknya, dua pohon ini berasal dari dua jenis yang berbeda. Pohon yang berada di sebelah kiri adalah Meranti yang mempunyai kulit kasar dan berwarna gelap. Sedangkan pohon yang satunya lagi adalah Beringin dengan kulit licin berwarna coklat.
Melihat perbedaan warna kulit pohon ini maka orang-orang menggambarkannya seperti sepasang pengantin sehingga banyak orang yang menyebutnya sebagai Pohon Jodoh. Mitosnya, bila kamu duduk bersama pasangan kamu di bawah Pohon Jodoh maka niscaya hubungan kamu berdua bakal langgeng.
Menurut beberapa orang, mitos tersebut berasal dari pengunjung itu sendiri yang sengaja membuat cerita sedemikian rupa. Berawal dari pengalaman pribadi yang secara tidak sengaja menjadi kenyataan dan setelah itu menyebar luas. Walaupun memang ada juga yang mendapatkan jodoh di Kebun Raya dan terus berlanjut hingga ke jenjang pernikahan.
Yang pasti, benar tidaknya mitos ini, itu semua kembali kepada pribadi kamu masing-masing. Percayakah kamu dengan mitos ini? Etakitu sendiri lebih melihat dari sisi positifnya bahwa kalau pohon ini memberikan sebuah sugesti positif untuk menjaga hubungan kamu dengan pasangan agar awet dan langgeng. Siapa tahu kamu adalah pasangan selanjutnya yang akan dipertemukan.  Love is just like a surprise!


 
 
 

Rabu, 11 Mei 2011

LUMUT

Anthoseros laevis
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Anthoceros
Species : Anthoceros leavis
Diskripsi :
  • Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-rizoid.
  • Susunan talusnya masih sederhana.
  • Sel-selnya hanya memiliki satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
  • Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma hampir selalu terisi lendir.
  • Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.
  • Sel yang diatas terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah dan merupakan kaki sporogonium.
  • Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametovitnya.
  • Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
Notothylus valvata Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Anthocerotales
Famili : Anthocerotaceae
Genus : Notothylus
Species : Notothylus valvata
Diskripsi :
  • Gametofit mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantaraan rizoid-rizoid.
  • Susunan talusnya masih sederhana.
  • Sel-selnya hanya memiliki satu kloroplas dengan satu pirenoid yang besar.
  • Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup yang berbentuk ginjal. Stoma hampir selalu terisi lendir.
  • Beberapa anteridium terkumpul dalam suatu lekukan pada sisi atas talus, demikian pula arkegoniumnya.
  • Sel yang diatas terus membelah-belah dan merupakan sporogonium, yang bawah membelah-belah dan merupakan kaki sporogonium.
  • Sel-sel yang menyusun kaki sporogonium berbentuk sebagai rizoid, melekat pada talus gametovitnya.
  • Sporogonium tidak bertangkai, mempunyai bentuk seperti tanduk, panjangnya 10-15 cm.
Marchantia polymorpha Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Marchantiaceae
Genus : Marchantia
Species : Marchantia polymorpha
Diskripsi :
  • Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu menonjol.
  • Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop negatif.
  • Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di lalui air.
  • Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
  • Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
  • Dulu digunakan sebagai bahan obat penyakit hati. (hepar).
Riccia fluitans Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Marchantiales
Famili : Ricciaceae
Genus : Riccia
Species : Riccia fluitans
Diskripsi :
  • Talus seperti pita, kurang lebih 2 cm lebarnya, agak tebal, berdaging, bercabang-cabang menggarpu, dan mempunyai suatu rusuk tengah yang tidak begitu menonjol.
  • Pada sisi bawah terdapat sisik-sisik perut dan rizoid-rizoid ysng bersifat fototrop negatif.
  • Permukaan atas talus mempunyai lapisan kutikula sehingga hampir mungkin di lalui air.
  • Sisa-sisa jaringan talus berupa sel-sel yang tidak mengandung klorofil dan berguna sebagai tempat penimbunan zat makanan cadangan.
  • Gametangium didukung oleh suatu cabang talus yang tumbuh tegak.
Blasia pusilla
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Anacrogynaceae
Genus : Blasia
Species : Blasia fluitans
Diskripsi :
  • Telah memiliki semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsi ventral.
  • Protonema hanya terdiri atas beberapa sel saja, tetapi ada pula yang protonemanya pipih dan menjadi bagian tubuhnya yang vegetatif.
  • Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
  • Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
  • Talus lebar, mempunyai rusuk tengah, pada tepi talusnya mulai tampak terbentuknya alat-alat seperti daun.
Metzgeria furcata Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Anacrogynaceae
Genus : Metzgeria
Species : Metzgeria furcata
Diskripsi :
  • Talus berbentuk pita yang sempit, bercabang-cabang menggarpu.
  • Hidup pada batang-batang pohon-pohonan atau diatas batu-batu cadas.
  • Telah memiliki semacam batang yang bercabang-cabang banyak dan tumbuh dorsi ventral.
  • Protonema hanya terdiri atas beberapa sel saja, tetapi ada pula yang protonemanya pipih dan menjadi bagian tubuhnya yang vegetatif.
  • Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
  • Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
Calobryum mnioides Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Hepaticae
Ordo : Jungermaniales
Famili : Haplomitriaceae
Genus : Calobryum
Species : Calobryum mnioides
Diskripsi :
  • Talus bersifat radial, mempunyai bagian seperti batang dengan 3 baris bagian-bagian serupa daun.
  • Alat-alat kelamin terdapat diantara bagian-bagian seperti daun-daun, letaknya pada ujung bagian yang seperti batang.
  • Umumnya hidup di daerah tropika.
  • Ujung talus tidak ikut mengambil bagian dalam pembentukan arkegonium.
  • Sporogonium terdapat pada sisi punggung, dan pada beberapa jenis diliputi oleh periketium.
Andreaea petrophila Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Andreaeales
Famili : Andreaeaceae
Genus : Andreaea
Species : Andreaea petrophila
Diskripsi :
  • Tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik mengalami kekeringan, bahkan diatas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh.
  • Dapat ditemui di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang pohon,di rawa-rawa, tetapi jarang di dalam air.
  • Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
  • Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas.
  • Protonema berbentuk pita yang bercabang-cabang.
  • Kapsul spora mula-mula diselubungi oleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika sudah masak pecah dengan 4 katup-katup.
  • Kolumela diselubungi oleh jaringan sporogen.
Sphagnum fimbriatum
Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Sphagnales
Famili : Sphagnaceae
Genus : Sphagnum
Species : Sphagnum fimbriatum
Diskripsi :
  • Spora bersifat fototrop positif, banyak bercabang-cabang, dan terlihat seperti hifa cendawan yang berwarna hijau.
  • Alat kelamin terkumpul di ujung batang atau cabang, dan dikelilingi oleh daun-daun yang letaknya di paling atas.
  • Hidup di tempat-tempat berawa-rawa dan membentuk rumpun atau bantalan, pada bagian bawah yang ada di dalam air mati dan berubah menjadi gambut.
  • Protonema merupakan suatu badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri dari satu sel saja.
  • Batangnya bercabang-cabang dan membentuk roset pada ujungnya.
  • Setelah pembuahan, kaki selau memanjang seperti tangkai dan dinamakan pseudopodium.
  • Kapsul spora mempunyai tutup yang akan membuka, jika spora sudah masak.
Funaria hygrometrica Sistematik :
Divisi : Bryophyta
Classis : Musci
Ordo : Brayales
Famili : Funariaceae
Genus : Funaria
Species : Funaria hygrometrica
Diskripsi :
  • Sporogoniumnya mempunyai satu tangkai yang elastis, disebut seta.
  • Kaliptra melebar seperti perut dan berguna sebagai penimbunan air bagi sporogonium yang masih muda.
  • Gigi peristom tipis seperti selaput, berasal dari satu lapis sel sporogonium. Gigi mempunyai garis-garis melintang dan bersendi.
  • Masuk dalam kelompok Eubryales acrocarpi.

BUDIDAYA PADI

BUDIDAYA PADI

Produksi gabah padi di Indonesia rata-rata 4 - 5 ton/ha. PT. NATURAL NUSANTARA berupaya membantu tercapainya ketahanan pangan nasional melalui peningkatan produksi padi berdasarkan asas kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ).

SYARAT TUMBUH
Padi dapat tumbuh pada ketinggian 0-1500 mdpl dengan temperatur
19-270C , memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan pembuahan. Padi menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18-22 cm dan pH tanah 4 - 7.

PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
A.Benih
Dengan jarak tanam 25 x 25 cm per 1000 m2 sawah membutuhkan 1,5-3 kg. Jumlah ideal benih yang disebarkan sekitar 50-60 gr/m2. Perbandingan luas tanah untuk pembenihan dengan lahan tanam adalah 3 : 100, atau 1000 m2 sawah : 3,5 m2 pembibitan
B.Perendaman Benih
Benih direndam POC NASA dan air, dosis 2 cc/lt air selama 6-12 jam. tiriskan dan masukkan karung goni, benih padi yang mengambang dibuang. Selanjutnya diperam menggunakan daun pisang atau dipendam di dalam tanah selama 1 - 2 malam hingga benih berkecambah serentak.
C.Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Persemaian diairi dengan berangsur sampai setinggi 3 - 5 cm. Setelah bibit berumur 7-10 hari dan 14-18 hari, dilakukan penyemprotan POC NASA dengan dosis 2 tutup/tangki.
D. Pemindahan benih
Bibit yang siap dipindahtanamkan ke sawah berumur 21-40 hari, berdaun 5-7 helai, batang bawah besar dan kuat, pertumbuhan seragam, tidak terserang hama dan penyakit.
F. Pemupukan
Pemupukan seperti pada tabel berikut, dosis pupuk sesuai dengan hasil panen yang diinginkan. Semua pupuk makro dicampur dan disebarkan merata ke lahan sesuai dosis.
Khusus penggunaan Hormonik bisa dicampurkan dengan POC NASA kemudian disemprotkan ( 3-4 tutup NASA + 1 tutup HORMONIK /tangki ). Hasil akan bervariasi tergantung jenis varietas, kondisi dan jenis tanah, serangan hama dan penyakit serta

TABEL PENGGUNAAN POC NASA DAN SUPERNASA
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
14 hari ( kg )
30 hari ( kg )
45 hari ( kg )
60 hari ( kg )
Urea
36,5
9
9
9
9
ZA
3,5
1
1
1
1
SP-36
6,5
1,5
1,5
1,5
1,5
KCl
20
5
5
5
5
Dolomit
13
3
3
3
3
SPR NASA
2 botol ( siram)
2 botol ( siram)
-
-
-






Catatan : Dosis produksi padi 1,2 – 1,7 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen

Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
12
6
6
6
SP-36
10
50
-
-
KCl
-
-
7
8
SPR NASA
1 botol (siram)
5
5
5
POC NASA
-
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)
4-5 ttp/tgk (semprot)






Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen
Waktu Aplikasi
Jenis Pupuk
Olah Tanah (kg)
10–14 hari ( kg )
25–28 hari ( kg )
42–45 hari ( kg )
Urea
10
4,5
4
4
SP-36
11,5
-
-
-
KCL
-
-
5
6,5
POC NASA
20-40 ttp (siram)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
4-8 ttp/tgk (semprot)
HORMONIK
-
-
1 ttp/tgk campur NASA
1 ttp/tgk campur NASA






Catatan : Dosis produksi padi 0,8 – 1,1 ton/ 1000 M2 Gabah Kering Panen



Cara Penggunaan SUPER NASA & POC NASA
1. Pemberian SUPER NASA dengan cara dilarutkan dalam air secukupnya kemudian disiramkan ( hanya disiramkan)
2. Jika dengan POC NASA dicampur air secukupnya bisa disiramkan atau disemprotkan.
3. Khusus SP-36 bisa dilarutkan SUPER NASA atau POC NASA, sedang pupuk makro lainnya disebar secara merata.
G. PENGOLAHAN LAHAN RINGAN
Dilakukan pada umur 20 HST, bertujuan untuk sirkulasi udara dalam tanah, yaitu membuang gas beracun dan menyerap oksigen.
H.PENYIANGAN
Penyiangan rumput-rumput liar seperti jajagoan, sunduk gangsir, teki dan eceng gondok dilakukan 3 kali umur 4 minggu, 35 dan 55.
I. PENGAIRAN
Penggenangan air dilakukan pada fase awal pertumbuhan, pembentukan anakan, pembungaan dan masa bunting. Sedangkan pengeringan hanya dilakukan pada fase sebelum bunting bertujuan menghentikan pembentukan anakan dan fase pemasakan biji untuk menyeragamkan dan mempercepat pemasakan biji.
J. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT
· Hama putih (Nymphula depunctalis)
Gejala: menyerang daun bibit, kerusakan berupa titik-titik yang memanjang sejajar tulang daun, ulat menggulung daun padi. Pengendalian: (1) pengaturan air yang baik, penggunaan bibit sehat, melepaskan musuh alami, menggugurkan tabung daun; (2) menggunakan BVR atau Pestona · ·Padi Thrips (Thrips oryzae)
Gejala: daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. Pengendalian: BVR atau Pestona.
· Wereng penyerang batang padi: wereng padi coklat (Nilaparvata lugens), wereng padi berpunggung putih (Sogatella furcifera) dan Wereng penyerang daun padi: wereng padi hijau (Nephotettix apicalis dan N. impicticep).
Merusak dengan cara mengisap cairan batang padi dan dapat menularkan virus. Gejala: tanaman padi menjadi kuning dan mengering, sekelompok tanaman seperti terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil. Pengendalian: (1) bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) penyemprotan BVR
· Walang sangit (Leptocoriza acuta)
Menyerang buah padi yang masak susu. Gejala buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam.
Pengendalian: (1) bertanam serempak, peningkatankebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) penyemprotan BVR atau PESTONA
· Kepik hijau (Nezara viridula)
Menyerang batang dan buah padi. Gejala: pada batang tanaman terdapat bekas tusukan, buah padi yang diserang memiliki noda bekas isapan dan pertumbuhan tanaman terganggu. Pengendalian: mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan BVR atau PESTONA
· Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). Menyerang batang dan pelepah daun. Gejala: pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama "sundep" dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut "beluk". Pengendalian: (1) menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan BVR atau PESTONA
· Hama tikus (Rattus argentiventer)
Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah. Gejala: adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. Pengendalian: pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan NAT (Natural Aromatic).
· Burung
Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. Pengendalian: mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.
· Penyakit Bercak daun coklat
Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae.
Gejala: menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. Pengendalian: (1) merendam benih di air hangat + POC NASA, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.
· Penyakit Blast
Penyebab: jamur Pyricularia oryzae. Gejala: menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk.
Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. Pengendalian: (1) membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) pemberian GLIO di awal tanam
· Busuk pelepah daun
Penyebab: jamur Rhizoctonia sp. Gejala: menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. Pengendalian: (1) menanam padi tahan penyakit (2) pemberian GLIO pada saat pembentukan anakan
· Penyakit Fusarium
Penyebab: jamur Fusarium moniliforme. Gejala: menyerang malai dan biji muda menjadi kecoklatan, daun terkulai, akar membusuk. Pengendalian: merenggangkan jarak tanam, mencelupkan benih + POC NASA dan disebari GLIO di lahan
·Penyakit kresek/hawar daun
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae) Gejala: menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. Pengendalian: (1) menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) pengendalian diawal dengan GLIO
· Penyakit kerdil
Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. Pengendalian: sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan BVR atau PESTONA.
· Penyakit tungro
Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix impicticeps. Gejala: menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi. Pengendalian: menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan BVR.

K. PANEN DAN PASCA PANEN
·Panen dilakukan jika butir gabah 80 % menguning dan tangkainya menunduk

· Alat yang digunakan ketam atau sabit
· Setelah panen segera dirontokkan malainya dengan perontok mesin atau tenaga manusia
· Usahakan kehilangan hasil panen seminimal mungkin
Setelah dirontokkan diayaki (Jawa : ditapeni)
· Dilakukan pengeringan dengan sinar matahari 2-3 hari
· Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
· Beras siap dikonsumsi.

FAVORITE

Qu Suka Udang,Udang itu Mantap....

Qu Suka Rajungan,Rajungan itu Nikmat...

Qu Suka Sambel,Sambel itu Ajjiiipp....

Qu SUka Durian,Durian itu Ma'Nyuszz....

Qu Suka ice Cream,Ice cream itu delicious...

Qu Suka Ayam Bakar,Ayam Bakar itu MakLegender....
F
Qu Suka Dia,Dia Itu Top Markotop.....

Berharap

Berharap
Tuk
Terus
Berjalan
dan
Berlari
tapi
Sampai 
Saat
ini
Masih
Jalan
di
Tempat
Bahkan
Semua
ini
Mulai
Berhenti
Berjalan,
Hingga
Mencapai
titik
Kelumpuhan...




"DeWIe RoZZaLy@"

Rabu, 04 Mei 2011

BUDIDAYA UDANG

BUDIDAYA UDANG

I. Pendahuluan
Budidaya udang windu di Indonesia dimulai pada awal tahun 1980-an, dan mencapai puncak produksi pada tahun 1985-1995. Sehingga pada kurun waktu tersebut udang windu merupakan penghasil devisa terbesar pada produk perikanan. Selepas tahun 1995 produksi udang windu mulai mengalami penurunan. Hal itu disebabkan oleh penurunan mutu lingkungan dan serangan penyakit. Melihat kondisi tersebut, PT. NATURAL NUSANTARA merasa terpanggil untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut dengan produk-produk yang berprinsip kepada Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian (K-3).

II. Teknis Budidaya
Budidaya udang windu meliputi beberapa faktor, yaitu :
2.1. Syarat Teknis
- Lokasi yang cocok untuk tambak udang yaitu pada daerah pantai yang mempunyai tanah bertekstur liat atau liat berpasir yang mudah dipadatkan sehingga mampu menahan air dan tidak mudah pecah.
- Air yang baik yaitu air payau dengan salinitas 0-33 ppt dengan suhu optimal 26 - 300C dan bebas dari pencemaran bahan kimia berbahaya.
- Mempunyai saluran air masuk/inlet dan saluran air keluar/outlet yang terpisah.
- Mudah mendapatkan sarana produksi yaitu benur, pakan, pupuk , obat-obatan dan lain-lain.
- Pada tambak yang intensif harus tersedia aliran listrik dari PLN atau mempunyai Generator sendiri.

2.2. Tipe Budidaya.
Berdasarkan letak, biaya dan operasi pelaksanaannya, tipe budidaya dibedakan menjadi :
- Tambak Ekstensif atau tradisional.
Petakan tambak biasanya di lahan pasang surut yang umumnya berupa rawa bakau. Ukuran dan bentuk petakan tidak teratur, belum meggunakan pupuk dan obat-obatan dan program pakan tidak teratur.
- Tambak Semi Intensif.
Lokasi tambak sudah pada daerah terbuka, bentuk petakan teratur tetapi masih berupa petakan yang luas (1-3 ha/petakan), padat penebaran masih rendah, penggunaan pakan buatan masih sedikit.
- Tambak Intensif.
Lokasi di daerah yang khusus untuk tambak dalam wilayah yang luas, ukuran petakan dibuat kecil untuk efisiensi pengelolaan air dan pengawasan udang, padat tebar tinggi, sudah menggunakan kincir, serta program pakan yang baik.

2.3. Benur
. Benur yang baik mempunyai tingkat kehidupan (Survival Rate/SR) yang tinggi, daya adaptasi terhadap perubahan lingkungan yang tinggi, berwarna tegas/tidak pucat baik hitam maupun merah, aktif bergerak, sehat dan mempunyai alat tubuh yang lengkap. Uji kualitas benur dapat dilakukan secara sederhana, yaitu letakkan sejumlah benur dalam wadah panci atau baskom yang diberi air, aduk air dengan cukup kencang selama 1-3 menit. Benur yang baik dan sehat akan tahan terhadap adukan tersebut dengan berenang melawan arus putaran air, dan setelah arus berhenti, benur tetap aktif bergerak.

2.4. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan, meliputi :
- Pengangkatan lumpur. Setiap budidaya pasti meninggalkan sisa budidaya yang berupa lumpur organik dari sisa pakan, kotoran udang dan dari udang yang mati. Kotoran tersebut harus dikeluarkan karena bersifat racun yang membahayakan udang. Pengeluaran lumpur dapat dilakukan dengan cara mekanis menggunakan cangkul atau penyedotan dengan pompa air/alkon.
- Pembalikan Tanah. Tanah di dasar tambak perlu dibalik dengan cara dibajak atau dicangkul untuk membebaskan gas-gas beracun (H2S dan Amoniak) yang terikat pada pertikel tanah, untuk menggemburkan tanah dan membunuh bibit panyakit karena terkena sinar matahari/ultra violet.
- Pengapuran. Bertujuan untuk menetralkan keasaman tanah dan membunuh bibit-bibit penyakit. Dilakukan dengan kapur Zeolit dan Dolomit dengan dosis masing-masing 1 ton/ha.
- Pengeringan. Setelah tanah dikapur, biarkan hingga tanah menjadi kering dan pecah-pecah, untuk membunuh bibit penyakit.
- Perlakuan pupuk TON ( Tambak Organik Nusantara ). Untuk mengembalikan kesuburan lahan serta mempercepat pertumbuhan pakan alami/plankton dan menetralkan senyawa beracun, lahan perlu diberi perlakuan TON dengan dosis 5 botol/ha untuk tambak yang masih baik atau masih baru dan 10 botol TON untuk areal tambak yang sudah rusak. Caranya masukkan sejumlah TON ke dalam air, kemudian aduk hingga larut. Siramkan secara merata ke seluruh areal lahan tambak.

2.5. Pemasukan Air
Setelah dibiarkan 3 hari, air dimasukkan ke tambak. Pemasukan air yang pertama setinggi 10-25 cm dan biarkan beberapa hari, untuk memberi kesempatan bibit-bibit plankton tumbuh setelah dipupuk dengan TON. Setelah itu air dimasukkan hingga minimal 80 cm. Perlakuan Saponen bisa dilakukan untuk membunuh ikan yang masuk ke tambak. Untuk menyuburkan plankton sebelum benur ditebar, air dikapur dengan Dolomit atau Zeolit dengan dosis 600 kg/ha.

2.6. Penebaran Benur.
Tebar benur dilakukan setelah air jadi, yaitu setelah plankton tumbuh yang ditandai dengan kecerahan air kurang lebih 30-40 cm. Penebaran benur dilakukan dengan hati-hati, karena benur masih lemah dan mudah stress pada lingkungan yang baru. Tahap penebaran benur adalah :
- Adaptasi suhu. Plastik wadah benur direndam selama 15 30 menit, agar terjadi penyesuaian suhu antara air di kolam dan di dalam plastik.
- Adaptasi udara. Plastik dibuka dan dilipat pada bagian ujungnya. Biarkan terbuka dan terapung selama 15 30 menit agar terjadi pertukaran udara dari udara bebas dengan udara dalam air di plastik.
- Adaptasi kadar garam/salinitas. Dilakukan dengan cara memercikkan air tambak ke dalam plastik selama 10 menit. Tujuannya agar terjadi percampuran air yang berbeda salinitasnya, sehingga benur dapat menyesuaikan dengan salinitas air tambak.
- Pengeluaran benur. Dilakukan dengan memasukkan sebagian ujung plastik ke air tambak. Biarkan benur keluar sendiri ke air tambak. Sisa benur yang tidak keluar sendiri, dapat dimasukkan ke tambak dengan hati-hati/perlahan.

2.7. Pemeliharaan.
Pada awal budidaya, sebaiknya di daerah penebaran benur disekat dengan waring atau hapa, untuk memudahkan pemberian pakan. Sekat tersebut dapat diperluas sesuai dengan perkembangan udang, setelah 1 minggu sekat dapat dibuka. Pada bulan pertama yang diperhatikan kualitas air harus selalu stabil. Penambahan atau pergantian air dilakukan dengan hati-hati karena udang masih rentan terhadap perubahan kondisi air yang drastis. Untuk menjaga kestabilan air, setiap penambahan air baru diberi perlakuan TON dengan dosis 1 - 2 botol TON/ha untuk menumbuhkan dan menyuburkan plankton serta menetralkan bahan-bahan beracun dari luar tambak.
Mulai umur 30 hari dilakukan sampling untuk mengetahui pekembanghan udang melalui pertambahan berat udang. Udang yang normal pada umur 30 hari sudah mencapai size (jumlah udang/kg) 250-300. Untuk selanjutnya sampling dilakukan tiap 7-10 hari sekali. Produksi bahan organik terlarut yang berasa dari kotoran dan sisa pakan sudah cukup tinggi, oleh karena itu sebaiknya air diberi perlakuan kapur Zeolit setiap beberapa hari sekali dengan dosis 400 kg/ha. Pada setiap pergantian atau penambahan air baru tetap diberi perlakuan TON.
Mulai umur 60 hari ke atas, yang harus diperhatikan adalah manajemen kualitas air dan kontrol terhadap kondisi udang. Setiap menunjukkkan kondisi air yang jelek (ditandai dengan warna keruh, kecerahan rendah) secepatnya dilakukan pergantian air dan perlakuan TON 1-2 botol/ha. Jika konsentrasi bahan organik dalam tambak yang semakin tinggi, menyebabkan kualitas air/lingkungan hidup udang juga semakin menurun, akibatnya udang mudah mengalami stres, yang ditandai dengan tidak mau makan, kotor dan diam di sudut-sudut tambak, yang dapat menyebabkan terjadinya kanibalisme.

2.8. Panen.
Udang dipanen disebabkan karena tercapainya bobot panen (panen normal) dan karena terserang penyakit (panen emergency). Panen normal biasanya dilakukan pada umur kurang lebih 120 hari, dengan size normal rata-rata 40 - 50. Sedang panen emergency dilakukan jika udang terserang penyakit yang ganas dalam skala luas (misalnya SEMBV/bintik putih). Karena jika tidak segera dipanen, udang akan habis/mati.
Udang yang dipanen dengan syarat mutu yang baik adalah yang berukuran besar, kulit keras, bersih, licin, bersinar, alat tubuh lengkap, masih hidup dan segar. Penangkapan udang pada saat panen dapat dilakukan dengan jala tebar atau jala tarik dan diambil dengan tangan. Saat panen yang baik yaitu malam atau dini hari, agar udang tidak terkena panas sinar matahari sehingga udang yang sudah mati tidak cepat menjadi merah/rusak.

III. Pakan Udang.
Pakan udang ada dua macam, yaitu pakan alami yang terdiri dari plankton, siput-siput kecil, cacing kecil, anak serangga dan detritus (sisa hewan dan tumbuhan yang membusuk). Pakan yang lain adalah pakan buatan berupa pelet. Pada budidaya yang semi intensif apalagi intensif, pakan buatan sangat diperlukan. Karena dengan padat penebaran yang tinggi, pakan alami yang ada tidak akan cukup yang mengakibatkan pertumbuhan udang terhambat dan akan timbul sifat kanibalisme udang.
Pelet udang dibedakan dengan penomoran yang berbeda sesuai dengan pertumbuhan udang yang normal.
a. Umur 1-10 hari pakan 01
b. Umur 11-15 hari campuran 01 dengan 02
c. Umur 16-30 hari pakan 02
d. Umur 30-35 campuran 02 dengan 03
e. Umur 36-50 hari pakan 03
f. Umur 51-55 campuran 03 dengan 04 atau 04S
(jika memakai 04S, diberikan hingga umur 70 hari).
g. Umur 55 hingga panen pakan 04, jika pada umur 85 hari size rata-rata mencapai 50, digunakan pakan 05 hingga panen.
Kebutuhan pakan awal untuk setiap 100.000 ekor adalah 1 kg, selanjutnya tiap 7 hari sekali ditambah 1 kg hingga umur 30 hari. Mulai umur tersebut dilakukan cek ancho dengan jumlah pakan di ancho 10% dari pakan yang diberikan. Waktu angkat ancho untuk size 1000-166 adalah 3 jam, size 166-66 adalah 2,5 jam, size 66-40 adalah 2,5 jam dan kurang dari 40 adalah 1,5 jam dari pemberian.
Untuk meningkatkan pertumbuhan udang, perlu penambahan nutrisi lengkap dalam pakan. Untuk itu, pakan harus dicampur dengan POC NASA yang mengandung mineral-mineral penting, protein, lemak dan vitamin dengan dosis 5 cc/kg pakan untuk umur dibwah 60 hari dan setelah itu 10 cc/kg pakan hingga panen.

IV. Penyakit.
Beberapa penyakit yang sering menyerang udang adalah ;
1. Bintik Putih. Penyakit inilah yang menjadi penyebab sebagian besar kegagalan budidaya udang. Disebabkan oleh infeksi virus SEMBV (Systemic Ectodermal Mesodermal Baculo Virus). Serangannya sangat cepat, dalam beberapa jam saja seluruh populasi udang dalam satu kolam dapat mati. Gejalanya : jika udang masih hidup, berenang tidak teratur di permukaan dan jika menabrak tanggul langsung mati, adanya bintik putih di cangkang (Carapace), sangat peka terhadap perubahan lingkungan. Virus dapat berkembang biak dan menyebar lewat inang, yaitu kepiting dan udang liar, terutama udang putih. Belum ada obat untuk penyakit ini, cara mengatasinya adalah dengan diusahakan agar tidak ada kepiting dan udang-udang liar masuk ke kolam budidaya. Kestabilan ekosistem tambak juga harus dijaga agar udang tidak stress dan daya tahan tinggi. Sehingga walaupun telah terinfeksi virus, udang tetap mampu hidup sampai cukup besar untuk dipanen. Untuk menjaga kestabilan ekosistem tambak tersebut tambak perlu dipupuk dengan TON.

2. Bintik Hitam/Black Spot. Disebabkan oleh virus Monodon Baculo Virus (MBV). Tanda yang nampak yaitu terdapat bintik-bintik hitam di cangkang dan biasanya diikuti dengan infeksi bakteri, sehingga gejala lain yang tampak yaitu adanya kerusakan alat tubuh udang. Cara mencegah : dengan selalu menjaga kualitas air dan kebersihan dasar tambak.

3. Kotoran Putih/mencret. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi kotoran dan gas amoniak dalam tambak. Gejala : mudah dilihat, yaitu adanya kotoran putih di daerah pojok tambak (sesuai arah angin), juga diikuti dengan penurunan nafsu makan sehingga dalam waktu yang lama dapat menyebabkan kematian. Cara mencegah : jaga kualitas air dan dilakukan pengeluaran kotoran dasar tambak/siphon secara rutin.

4. Insang Merah. Ditandai dengan terbentuknya warna merah pada insang. Disebabkan tingginya keasaman air tambak, sehingga cara mengatasinya dengan penebaran kapur pada kolam budidaya. Pengolahan lahan juga harus ditingkatkan kualitasnya.

5. Nekrosis. Disebabkan oleh tingginya konsentrasi bakteri dalam air tambak. Gejala yang nampak yaitu adanya kerusakan/luka yang berwarna hitam pada alat tubuh, terutama pada ekor. Cara mengatasinya adalah dengan penggantian air sebanyak-banyaknya ditambah perlakuan TON 1-2 botol/ha, sedangkan pada udang dirangsang untuk segera melakukan ganti kulit (Molting) dengan pemberian saponen atau dengan pengapuran.
Penyakit pada udang sebagian besar disebabkan oleh penurunan kualitas kolam budidaya. Oleh karena itu perlakuan TON sangat diperlukan baik pada saat pengolahan lahan maupun saat pemasukan air baru.

BUDIDAYA ANGGUR

BUDI DAYA ANGGUR


A N G G U R ( Vitis )

1. SEJARAH SINGKAT

Anggur merupakan tanaman buah berupa perrdu yang merambat. Anggur berasal dari Armenia, tetapi budidaya anggur sudah dikembangkan di Timur Tengah sejak 4000 SM. Sedangkan teknologi pengolahan anggur menjadi wine pertama kali dikembangkan orang Mesir pada 2500 SM. Dari Mesir budidaya dan teknologi pengolahan anggur masuk ke Yunani dan menyebar ke daerah Laut Hitam sampai Spanyol, Jerman, Prancis dan Austria. Sejalan dengan perjalanan Columbus anggur dari asalnya ini mulai menyebar ke Mexico, Amerika Selatan, Afrika selatan, Asia termasuk Indonesia dan Australia. Penyebaran ini juga menjadikan Anggur punya beberapa sebutan seperti Grape di Eropa dan Amerika, orang China menyebut Pu tao dan di Indonesia disebut anggur.

2. JENIS TANAMAN

Anggur termasuk tanaman marga Vitis. Tidak semua jenis dari marga ini dapat dimakan, yang bisa dimakan hanya dua jenis yaitu Vitis vinifera dan Vitis labrusca.
Tanaman anggur jenis Vitis vinifera mempunyai ciri :
a) Kulit tipis, rasa manis dan segar.
b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 300 m dari permukaan laut beriklim kering.
c) Termasuk jenis ini adalah Gros Colman, Probolinggo Biru dan Putih, Situbondo Kuning, Alphonso Lavalle dan Golden Champion.

Tanaman anggur jenis Vitis labrusca mempunya ciri :
a) Kulit tebal, rasa masam dan kurang segar.
b) Kemampuan tumbuh dari dataran rendah hingga 900 m dpl.
c) Termasuk jenis ini adalah Brilliant, Delaware, Carman, Beacon dan Isabella.
Dari kedua jenis ini yang banyak dikembangkan di Indonesia dan direkomendasi oleh Departemen Pertanian sebagai jenis unggul adalah jenis Vitis vinifera dari varietas Anggur Probolinggo Biru dan Alphonso Lavalle. Namun ada juga yang dianjurkan ditanam antara lain Gross Collman, Probolinggo Putih, Isabella, Delaware, Chifung dan Australia.

3. MANFAAT TANAMAN

Anggur dimanfaatkan sebagai buah segar maupun untuk diolah sebagai jadi produk lain seperti minuman fermentasi hasil perasan anggur yang mengandung alkohol biasa disebut Wine, dikeringkan menjadi kismis dan untuk keperluan industri selai dan jeli.

4. SENTRA PENANAMAN

Di Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur (Probolinggo, Pasuruan, Situbondo), Bali dan Kupang (NTT).

5. SYARAT TUMBUH

5.1. Iklim

1) Tanaman anggur dapat tumbuh baik di daerah dataran rendah, terutama di tepi tepi pantai, dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan.
2) Angin yang terlalu kencang kurang baik bagi anggur.
3) Curah hujan rata-rata 800 mm per tahun. Dan keadaan hujan yang terus menerus dapat merusak premordia/ bakal perbungaan yaitu tengah berlangsung serta dapat menimbulkan serangan hama dan penyakit.
4) Sebaiknya sinar matahari yang banyak/udara kering sangat baik bagi pertumbuhan vegetatif dan pembuahannya.
5) Suhu rata-rata maksimal siang hari 31 derajat C dan suhu rata-rata minimal malam hari 23 derajat C dengan kelembaban udara 75-80 %.

5.2. Media Tanam

1) Tanah yang baik untuk tanaman anggur adalah mengandung pasir, lempung berpasir, subur dan gembur, banyak mengandung humus dan hara yang dibutuhkan.
2) Derajat keasaman tanah yang cocok untuk budidaya anggur adalah 7 (netral).

5.3. Ketinggian Tempat

Anggur akan tumbuh baik bila ditanam antara 5-1000 m dpl atau di daerah dataran rendah. Perbedaan ketinggian akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Jenis Vitis vinifera menghendaki ketinggian 1-300 m dpl. Jenis Vitis labrusca menghendaki ketinggian 1-800 m dpl.

6. PEDOMAN BUDIDAYA

6.1. Pembibitan

1) Pengadaan Benih

Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara generatif (biji) dan vegetatif (cangkok, stek cabang, stek mata, penyambungan). Perbanyakan tanaman yang paling efektif anggur adalah dengan menggunakan stek. Bibit stek yang baik adalah :
a) Panjang stek sekitar 25 cm terdiri atas 2-3 ruas dan diambil dari pohon induk yang sudah berumur di atas satu tahun.
b) Bentuknya bulat berukuran sekitar 1 cm.
c) Kulitnya berwarna coklat muda dan cerah dengan bagian bawah kulit telah hijau, berair dan bebas dari noda-noda hitam.
d) Mata tunas sehat berukuran besar dan tampak padat. Mata tunas yang tidak sehat ukurannya kecil dan ujungnya tampak memutih seperti kapuk.

2) Teknik Penyemaian Benih

Cara generatif bibit disemai di tempat yang telah disediakan. Cara vegetatif (stek) yaitu :
a) Pembibitan dikerjakan dengan menyemaikan lebih dulu dalam pot /keranjang sempai kira-kira selama 5 hari.
b) Setelah itu dipindah ke media semai berupa campuran tanah, pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan 1:1:1. Media semai ini berupa polybag/keranjang yang lebih besar dari tempat awal.

3) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

a) Selama di persemaian selalu disiram dan jangan sampai tergenang.
b) Penyemaian bibit di tempat teduh dan lembab selama sekitar 2 bulan.
4) Pemindahan Bibit
a) Sekitar 2 bulan tersebut bibit sudah tumbuh dan berakar banyak siap untuk dipindah ke lapangan dengan memilih yang segar dan sehat kondisinya.
b) Penanaman dilakukan di awal musim kemarau/saat panas tertinggi.

6.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan

Persiapan yang perlu dilakukan adalah:
a) Menentukan lokasi penanaman.
b) Menentukan luas areal tanam.
c) Mengatur jarak tanam.
d) Membuat lubang tanam.
e) Menentukan dosis pupuk kandang yang diperlukan.

2) Pembukaan Lahan

Lahan yang digunakan dibersihkan dan tidak terlindung dari sinar matahari. Pencangkulan untuk pembuatan lubang tanam dilakukan setelah ada pengaturan jarak tanam yang sesuai dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm. Lubang dibiarkan terkena sinar matahari selama 2-4 minggu.

3) Pengapuran

Pengapuran hanya dilakukan bila pH tanah rendah/terlalu asam.

4) Pemupukan

Setelah 2-4 minggu lubang tanam diisi pupuk kandang, pasir dan tanah dengan perbandingan 2:1:1.

6.3. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanam

Tanaman anggur merupakan tanaman monokultur. Pengaturan jarak tanam penting diperhatikan dan juga sesuai dengan larikan karena arah datangnya angin sangat besar pengaruhnya. Jarak tanam bisa diatur dengan pola: 3 x 3 m, 4 x 4 m, 3 x 5 m, 3 x 4 m, 4 x 5 m, 4 x 5 m, 3 x 5 m dan 4 x 6 m
Jarak tanam mempengaruhi jumlah tanaman persatuan luas :
a) 3 x 3 m untuk 1 Ha = 1.111 pohon
b) 3 x 4 m untuk 1 Ha = 833 pohon
c) 3 x 5 m untuk 1 Ha = 666 pohon
d) 4 x 4 m untuk 1 Ha = 625 pohon
e) 4 x 5 m untuk 1 Ha = 500 pohon
f) 4 x 6 m untuk 1 Ha = 416 pohon

2) Pembuatan Lubang Tanam

Lubang tanam yang diperlukan berukuran 60 x 60 x 60 cm yang disesuaikan dengan jarak tanam, isi lubang berupa campuran tanah, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1:1 atau 1:1:2.

3) Cara Penanaman

Penanaman bibit anggur terbaik pada saat musim kemarau, sekitar Juni dan Juli. Setiap tanaman perlu lahan 20 m² termasuk para-paranya yang harus dipersiapkan sebelum tanamannya tumbuh. Para-para ini berguna untuk merayapkan batang dan cabangnya secara mendatar pada ketinggian 2 m. Setiap
tanaman juga diberi ajir bambu untuk titian setelah bibit ditanam, agar pertumbuhannya dapat menjalar ke atas menuju para-para.

6.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penyulaman dan Penjarangan

Penyulaman hanya dilakukan bila terdapat tanaman yang tidak sehat/mati. Pengontrolan dilakukan rutin bersamaan saat penyiraman karena anggur perlu perhatian kontinyu. Penjarangan buah sangat penting karena buah yang terlalu rapat justru merusak perkembangan buah dan menurunkan kualitas buah. Dalam penjarangan buahbuah yang perlu dibuang adalah:
(1) yang bertangkai panjang;
(2) tidak sempurna bentuknya;
(3) buah yang ada di sebelah dalam;
(4) buah yang terbentuk tanpa adanya persarian.

Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap satu saat umur satu bulan setelah pembungaan dan buah masih pentil, tahap dua dilakukan dua minggu setelah tahap satu dan buah sebesar biji jagung. Untuk menjaga kualitas buah, juga perlu dilakukan pembrongsongan (pembungkusan) buah. Pembungkusan dilakukan bila dalam satu dompol buah sudah ada dua atau tiga buah yang masak. Bahan yang umum dipakai bungkus adal kertas semen dan kertas koran.

2) Penyiangan

Penyiangan dilakukan bila terdapat tanaman pengganggu sekitar tanaman anggur.

3) Perempalan

a) Perempalan bentuk pada anggur dilakukan mulai tanam sampai umur 1 tahun, bertujuan untuk mendapat pertumbuhan yang baik, dengan cara membuang tunas yang tidak perlu dan membiarkan satu tunas yang baik sebagai batang pokok.

b) Perempalan untuk pembuahan dilakukan setelah anggur berumur 1 tahun.
Sebelum perempalan diperiksa dahulu dengan memotong ujung salah satu cabang, bila meneteskan air perempalan dilaksanakan, tetapi bila tidak harus ditunda. Perempalan dilakukan dengan memotong ranting-ranting, dengan meninggalkan 2-4 mata tunas dan semua daun dibuang sehingga tanaman jadi gundul. Dalam 1 tahun dilakukan 3 kali perempalan:
1. Tahap I : Maret-April, 90-110 hari
2. Tahap II : Juli-Agustus, 90-110 hari
3. Tahap III : Nov-Des, tahap ini sering gagal

Perempalan antara bulan November-Desember, tidak memperoleh hasil. Tujuannya hanya untuk memelihara tingkat kesuburan tanaman sampai musim hujan berakhir dan tanaman tidak rusak.

4) Pemupukan

Ada dua masa pemupukan:
a) Pemupukan tanaman muda (0-1 tahun)
1. Umur 0-3 bulan, 10 gram urea, interval 10 hari
2. Umur 3-6 bulan, 15 gram urea, interval 15 hari
3. Umur 6-12 bulan, 50 gram urea

Cara pemberian dengan membuat larikan melingkar sekeliling tanaman diameter 10-20 cm sedalam 5 cm.
b) Pemupukan tanaman dewasa (1-seterusnya)
1. Umur 21 hari sebelum perempalan, 5 kaleng pupuk kandang
2. Umur 11 hari sebelum perempalan, 80 gram TSP/100 gram ZK
3. Umur 7 hari sebelum perempalan, 100 gram urea

Pupuk kandang diberikan sekali setahun, tahun kedua dosis dinaikkan jadi 10 kaleng. Pupuk buatan dinaikkan dosisnya urea 600 gram, TSP 300 gram, ZK 450 gram. Cara pemberian dengan pembuatan larikan sekitar tanaman dengan diameter 1,5 m.

5) Pengairan dan Penyiraman

Yang perlu diperhatikan adalah:
a) Anggur tidak tahan pada air yang tergenang.
b) Anggur butuh pengairan yang harus dilakukan mulai tanam sampai pemangkasan.
c) Menjelang pemangkasan, 3-4 minggu sebelumnya pemberian air harus dihentikan.
d) Setelah masa pemangkasan, 2-3 hari sebelumnya diberi air kembali sampai ujung ranting mengeluarkan air.
e) Pemberian dilakukan sampai buahnya hampir masak, setelah mulai tua pemberian air dihentikan supaya buah tidak pecah dan busuk.

6) Waktu Penyemprotan Pestisida

Penyemprotan insektisida dilakukan sebagai pencegahan terhadap hama yang mengganggu pada anggur. Penyemprotan harus dihentikan 15 hari sebelum panen. Khusus untuk hama Phyiloxera Vitifolia digunakan insektisida Furadan 3G/Temik 1 OG.

7) Pengaturan Bunga

Setelah dua minggu pemangkasan pembuahan, cabang tersier yang baru tumbuh mengeluarkan sulur-sulur pembentukan bunga yang keluar dari mata ke 3, 4 dan 5. Bila ada cabang tersier yang tidak mengeluarkan sulur dapat diadakan pemotongan dengan meninggalkan 3 mata bertujuan untuk merangsang pertumbuhan sulur. Cabang tersier yang baru muncul disisakan satu sulur saja, agar menghasilkan dompol bunga yang besar dan buahnya bisa bermutu tinggi.

7. HAMA DAN PENYAKIT

7.1. Hama

1) Phylloxera Vitifolia

Menyerang tanaman anggur baik muda maupun tua berakibat anggur jadi kering dan mati. Yang diserang adalah daun dan akar tanaman secara langsung. Gejala umum pada daun terbentuk bisul-bisul kecil dan akar membengkak seperti kutil. Hama ini menetap di bawah kulit batang yang terkelupas dan dalam jaringan akar.

2) Kumbang Apogonia destructor

Bentuk kumbang kecil dan warna hitam mengkilat. Menyerang daun anggur pada malam hari dan kumbang ini mudah tertarik oleh sinar lampu.

3) Wereng daun

Serangan wereng ini menyebabkan daun anggur berbintik putih, kemudian menjadi kuning coklat dan gugur.

4) Kutu putih

Dapat menyebabkan pucuk/tunas menjadi kerdil.

5) Ulat daun

Menyerang daun untuk dijadikan makanannya.

6) Rayap

Serangan yang paling parah bila menggerogoti akar tanaman yang masih muda sehingga membuat jadi layu dan akhirnya mati.

7) Burung, kalong, bajing dan musang

Menyerang buah yang mulai masak untuk dijadikan makanannya. Cara untuk memberantas hama anggur dilakukan dengan menyemprotkan insektisida pada bagian yang terkena serangan. Penyemprotan dilakukan secara rutin dan dihentikan menjelang masa petik. Khusus hama Phyloxera vitifolia dilakukan dengan menyiramkan insektisida di sekeliling tanaman. Penyiraman bisa dilakukan sebelum tanam, setelah tanam/setelah panen. Sedangkan untuk menanggulangi hama dari hewan besar dapat memakai jebakan.

7.2. Penyakit

1) Downy Mildew (jamur)
Gejalanya daun nampak kuning bagian bawah terlihat ada tepung warna putihkuning. Daun, bunga maupun tandan muda bisa mati bila terkena penyakit ini terutama saat musim penghujan atau kelembaban yang tinggi.

2) Powdery Mildew
Pada permukaan daun terdapat bedak tipis putih kelabu. Menyerang pucuk, bunga dan buah muda bahkan dapat merusak ranting sehingga jadi kerdil dan rusak.

3) Penyakit busuk hitam
Menyebabkan buah jadi keriput, busuk dan gugur.

4) Phakospora Vitis
Daun sebelah bawah tertutup tepung berwarna orange (massa sporanya).

5) Peronospora
Bila udara terlalu lembab jamur ini menyerang daun anggur dan dapat dikenali karena spora berwarna kuning di bawah daun. Untuk memberantas penyakit anggur dilakukan dengan menyemprotkan fungisida
dengan waktu a sebelum masa berbunga, setelah berbunga dan 8-12 hari sesudah penyemprotan kedua setelah berbunga. Sedang untuk penyakit busuk hitam penyemprotan dilakukan sebelum masa berbunga, saat berbunga dan 2 minggu sebelum masa petik.

8. PANEN

8.1. Ciri dan Umur Panen

Umur panen anggur tergantung jenis yang ditanam, iklim dan tinggi tempat. Untuk daerah rendah umur buah 90-100 hari setelah pangkas, daerah dataran tinggi umur buah antara 105–110 hari. Tingkat kemasakan buah yang baik untuk dipanen adalah warna dalam satu tandan telah rata, butir buah mudah lepas dari tandan dan keadaan buah kenyal serta lunak.

8.2. Cara Panen

Cara panen dilakukan dalam cuaca yang cerah dan di pagi hari dengan pemetikan yang hati-hati (jangan sampai bedak hilang). Hasil pemetikan dimasukkan keranjang/dos karton diusahakan penempatannya tidak menumpuk, agar buah yang terletak di bawah tidak rusak dan pecah.

8.3. Periode Panen

Tanaman anggur dalam satu tahun mengalami dua kali panen.
8.4. Prakiraan Produksi
Dari areal tanaman anggur 1 ha dengan rasio jarak tanam 4 x 5, jumlah tanaman 500 batang dengan hasil panen per tahun rata-rata 7.500 kg anggur.

9. PASCAPANEN

9.1. Pengumpulan
Pengumpulan anggur tidak boleh ditumpuk karena dapat merusak buah dibawahnya. Hal yang penting bedak yang terdapat pada anggur dijaga agar tidak hilang.

9.2. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan menyingkirkan buah yang rusak dan buah yang masih terlalu muda dalam satu dompolan. Kemudian anggur digolongkan menurut ukuran dompolan dan keseragaman besar buah.

9.3. Penyimpanan
Cara terbaik dalam penyimpanan adalah dengan memasukkan dalam ruang pendingin untuk mengurangi penguapan, tetapi cara yang mudah, ringkas dan kapasitas penyimpanan besar adalah dengan menggantung anggur untuk dianginanginkan dalam ruang yang sejuk.

9.4. Pengemasan dan Pengangkutan
Cara menggunakan keranjang bambu dilapisi kertas koran. cara ini kurang baik karena banyak buah yang rusak. Cara terbaik dengan menggunakan kotak kayu yang diisi dengan serbuk gergaji sehingga kerusakan buah dapat ditekan saat pengangkutan.

10. ANALISIS EKONOMI BUDIDAYA TANAMAN

10.1.Analisis Usaha Budidaya
Analisis biaya budidaya anggur dengan rasio jarak tanam 4 x 5 luas (500 pohon) dan luas lahan 1 ha di daerah Malang tahun 1999.
1) Biaya produksi tahun pertama

1. Lahan
- Sewa tanah 5 tahun @ Rp.2.000.000,- Rp. 10.000.000,-
- Pembuatan Para-para dan pagar keliling :
Pembelian ajir dan upah Rp. 60.000,-
Bambu tunggakan 1558 batang @ Rp. 5.000,- Rp. 7.790.000,-
Tutu kayu jaran 412 batang @ Rp. 3.500,- Rp. 1.442.000,-
Bambu duri/atap para-para 1396 batang @ Rp. 9.000,- Rp. 12.564.000,-
Upah menanam kayu jaran 412 batang @ Rp. 500,- Rp. 206.000,-
Menanam bambu tunggakan 1558 batang @ Rp. 500,- Rp. 779.000,-
Tali ijuk 200bendel @ Rp. 4.500,- Rp. 900.000,-
Kawat tali para-para 2 ton @ Rp. 3.500.000,- Rp. 7.000.000,-
Ongkos pasang para-para Rp. 1.470.000,-
Pembuatan pagar keliling Rp. 2.000.000,-
- Pengolahan tanah/penanaman
Buat lubang tanam 500 pohon @ Rp. 2.000,- Rp. 1.000.000,-
Pupuk Kandang untuk 500 pohon@ Rp. 2.000,- Rp. 1.000.000,-
Mencampur pupuk untuk lubang tanam @Rp. 1000,- Rp. 500.000,-
Upah menanam pohon @ Rp. 500,- Rp. 250.000,-

2. Bibit 500 pohon @ Rp 5000,- Rp. 2.500.000,-

3. Pupuk
- Urea tiap pohon 1kg @ Rp. 1.500,- Rp. 750.000,-
- TSP tiap pohon 0,5 kg @ Rp. 1.700,- Rp. 425.000,-
- Pupuk kandang @ Rp. 3.000,- Rp. 1.500.000,-

4. Obat dan pestisida
- Insektisida 5 liter Rp. 280.000,-
- Fungisida Profit 8 kg @ Rp. 250.000,- Rp. 2.000.000,-
- Fungisida Antracol 16 kg @ Rp. 65.000,- Rp. 1.040.000,-
- Fungisida Cobox 16 kg @ Rp. 35.000,- Rp. 560.000,-

5. Penyiraman
- BBM untuk pompa air 972 l @ Rp. 1000,- Rp. 972.000,-
- Oli pompa air 24 l @ Rp. 8.000,- Rp. 192.000,-

6. Peralatan
- Pipa air 2 batang @ Rp. 50.500,- Rp. 101.000,-
- Pasang Pipa air @ Rp. 70.000,- Rp. 140.000,-
- Pompa air 3,5 Pk Merk Honda Rp. 2.000.000,-
- Paralon 20 buah @ Rp. 35.000,- Rp. 700.000,-

7. Tenaga kerja
- Upah tenaga kerja 3 orang @ Rp. 250.000,-/bulan Rp. 9.000.000,-
- Pengawas 1 orang @ Rp. 240.000,-/bulan Rp. 2.880.000,-
8. Lain-lain/Ipeda Rp. 400.000,-

Jumlah biaya produksi tahun ke-1 Rp. 72.401.000,-
2) Biaya produksi tahun kedua, ketiga, keempat dan kelima

1. Pupuk
- Urea tiap pohon 1kg @ Rp. 1.500,- Rp. 750.000,-
- TSP tiap pohon 0,5 kg @ Rp. 1.700,- Rp. 425.000,-
- Pupuk kandang @ Rp. 3.000,- Rp. 1.500.000,-

2. Obat dan Pestisida :
- Insektisida 5 liter Rp. 280.000,-
- Fungisida Profit 8 kg @ Rp. 250.000,- Rp. 2.000.000,-
- Fungisida Antracol 16 kg @ Rp. 65.000,- Rp. 1.040.000,-
- Fungisida Cobox 16 kg @ Rp. 35.000,- Rp. 560.000,-

3. Penyiraman
- BBM untuk pompa air 972 l @ Rp. 1000,- Rp. 972.000,-
- Oli pompa air 24 l @ Rp. 8.000,- Rp. 192.000,-

4. Tenaga kerja
- Upah tenaga kerja 3 orang @ Rp. 250.000,-/bulan Rp. 9.000.000,-
- Pengawas 1 orang @ Rp. 240.000,-/bulan Rp. 2.880.000,-

5. Lain-lain /Ipeda Rp. 400.000,-
Jumlah biaya produksi/tahun untuk tahun ke-2 - 5 Rp. 19.999.000,-
Jumlah biaya produksi Rp. 152.397.000,-
3) Pendapatan ( hasil panen 1 tahun 2 kali )
1. Tahun ke-1: 500 pohon x 2 x 4 kg x Rp. 7.000,- Rp. 28.000.000,-
2. Tahun ke-2: 500 pohon x 2 x 6 kg x Rp. 7.000,- Rp. 42.000.000,-
3. Tahun ke-3: 500 pohon x 2 x 7,5 kg x Rp. 7.000,- Rp. 52.500.000,-
4. Tahun ke-4: 500 pohon x 2 x 8 kg x Rp. 7.000,- Rp. 56.000.000,-
5. Tahun ke-5: 500 pohon x 2 x 9 kg x Rp. 7.000,- Rp. 63.500.000,-

Jumlah pendapatan Rp. 241.500.000,-
4) Keuntungan
1. Keuntungan dalam 5 tahun Rp. 89.103.000,-
2. Keuntungan/tahun Rp. 17.820.600,-
5) Parameter kelayakan usaha
1. B/C rasio = 1,58

Catatan :
- Dalam kenyataan produksi 1 pohon dapat mencapai 20–30 kg dan dalam 1 tahun bisa 3 kali panen.
- Umur tanaman anggur semakin lama semakin produktif dan dapat mencapai 25 - 30 tahun.